Aku tak tau mau memulainya dari mana, tapi aku ingin menulis..
Entah apapun itu, setidaknya hatiku bisa sesikit tenang..
10 bulan pun sudah berlalu, selama itu juga kita tak pernah sekalipun saling menatap. Kita hanya dapat saling mendengar suara satu dengan yang lainnya dari kejauhan. Saat rasa itu datang, kita hanya saling bertukan foto untuk melihat perubahan-perubahan apa yang sedang atau sudah terjadi.
Dan selama 10 bulan itu juga, entah sudah berapa banyak orang yang (tampaknya) meragukanmu, meragukanku, meragukan kita. Bukan orang-orang yang menurutku asing, tapi justru orang-orang terdekatku, Bos di kantor contohnya. Satu pertanyaan dan pernyataan yang pernah beliau sampaikan adalah, "Kamu yakin? Kalau saya sih agak ragu. Jangankan jarak jauh, yang dekat pun saya tetap tidak percaya. Apalagi masih sebatas itu (pacaran). Suami-istri saja bisa saling berhianat."
Wah, kejam ya..
Dalam 10 bulan ini juga ternyata ada yang berniat menyomblangiku dengan orang lain. Pekerjaannya baik, masa depannya sudah terjamin, dan aku sempat beberapa kali chatting dengan orang itu. Tapi sanyangnya hati ini sedikitpun tak tergugah dengan semua itu. Aku hanya ingin (sebatas) berteman.
Dan, setelah kusadari, aku ternyata tak paham dengan perasaanku ini. Aku begitu menantikanmu, walau kutau tak pasti. Aku begitu ingin menggenggam tanganmu, memelukmu, bersandar dibahumu, melihat kembali tingkah mu yang lucu yang menurutku begitu manja.
Aku begitu menunggu saat kita akan bertemu, dan kam tau, aku sangat menunggu hari itu datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar