Hampir jam 4
sore, akhirnya tugas kelompok ini selesai juga. Si Adek udah pulang duluan
sejam yang lalu dengan muka masam. Ya jelaslah masam, belum makan, kerjaan di
gereja menumpuk, akunya gak jelas selesai ngejain tugas jam berapa. SMS yang
dia kirim pun kuabaikan terus. Sabar ya dek!
Hampir jam 4 sore,
akhirnya tugas kelompok ini selesai juga. Setelah aku mengelurakan kalimat yang
seolah-olah tidak menusuk. Setelah Ryan mengeluarkan perkataan seperti ini,
“keren ya Merr kawan sekelompokmu.” Kayaknya anak itu cari masalah samaku, apa
dia gak tau kalo aku juga udah jenuh? Bahkan sedari awal baca pembagian
kelompok itu.
Hampir jam 4
sore, akhirnya tugas kelompok ini selesai juga. Setelah aku terus menggerutu di
dalam hati melihat mereka yang masa bodo, mereka tinggat tinggal beres, mereka
yang bertanya “apalagi yang belum siap?”. Setelah mereka memunculkan sifat
kekanak-kanakan dengan menyindir lewat status. Kalo soal sindir-menyindir, aku
juga bisa, bahkan lebih dari sekedar sindiran.
Sampe di gereja,
ternyata udah rame. Di sudut sana, sudah tersusun beberapa tumpuk piring.
Gawat! Nande cuci piring sendiri. Tapi tak berlangsung lama, akhirnya kudapati
bukan nande yang cuci piring. Tumben, dan lumayanlah, gak capek dan gak harus
pulang malam. Tapi, lagi butuh uang gini, kayaknya sayang kalilah itu kerjaan.
Saat pulang nande
cerita semuanya, ternyata ada orang yang menginginkan pekerjaan kami ini. Dia
datang dengan alih-alih ingin ngomong-ngomong alias curhat, tapi dari
cuhatannya itu nande ngambil kesimpulan kalau dia mengiginkan pekerjaan ini.
Bukan gak mau ngasi kesempatan untuk orang lain, tapi rasanya berat.
Sekitar awal
tahun 2007 nande bilang kalau kami kerja digereja sebagai koster (kebersiah
gereja). Saat itu aku masih duduk di bangku kelas VIII SMP di SMP Negeri 2
Tebing Tinggi. Pembukaannya Cuma Nande sama si Adek (SD kelas V) aja yang kerja, aku gak bisa karna saat itu
di sekolah sedang ada pembangunan, jadilah kami masuk siang.
Sekarang, 8 tahun
sudah berlalu. Sudah hampir 3 jenjang pendidikan terlewati, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi (Semester VIII). Sudah tiga Pendeta yang kukenal dengan baik semenjak
bekerja di gereja. Kebutuhan Rumah, Kebutuhan Sekolah, semua terpenuhi walaupun
pas-pasan. Saat masa SMA yang lalu, karena sayang dengan uang untuk ongkos
angkot, aku sempat pulang pergi naik sepeda. Tapi gak sampai ke sekolah, sepeda
aku tinggal di gereja, pulang sekolah baru diambil. Oya, dulu itu juga kita
sering iring-iringan sepeda ke gereja sama si nande, nande bonceng si adek, aku
sendirian.
Sekarang, 8 tahun
berlalu. Banyak perubahan yang terjadi. Ruang konsistori yang dulunya hanya
berlanai semen, kini sudah berlantaikan keramik, hingga kini sudah dijadikan
ruang PAUD. Ruang Sonsistori yang sekarang ada di lantai 2, tepat diatas ruang
PAUD. Ruang Sekolah Minggu sudah dibangun dengan Gedung serbaguna yang ada
tepat dibawahnya. Kalau hari minggu, gedung seba guna itu dipakai untuk parkir.
Dulu diawal bekerja disini, masih ada rumah Pelayan Khusus Penuh Waktu (PKPW)
yang lama yang akhirnya diruntuhkan untuk perluasan.
Honor yang
awalnya hanya Rp 250.000,- setiap bulannya hingga sekarang sudah mencapai Rp
800.000,- dan katanya sih mau dinaikkan lagi (asekkkk). Tapi alasan yang paling
mendasar adalah gereja ini, sudah seperti rumah kedua bagiku. Hampir semua
aktivitas yang biasa kulakukan dirumah, kulakukan juga disini, makan, tidur,
mandi, ngerjakan tugas sekolah, cerita-cerita bareng nande. Gereja ini juga
yang sudah melatih mentalku dan menguatkan membesarkah hatiku di saat-saat
sulit. Gereja ingi mengajarkanku untuk tidak bersikap enggan terhadap pekerjan
apapun, sekalipun harus memulung.
Saat mendengan
cerita nande, rasanya ada rasa gak rela dalam hatiku. Rasanya sama aja menyerahkan
hal yang berharga kita ke orang lain. Ya, memang semua orang berhak, tapi
kurasa aku butuh waktu dan hati yang lebih ikhlas jika suatu saat ini pekerjaan
ini harus di berikan kepada orang lain.
Beralih dari
soal-menyoal gereja. Setelah mandi tadi aku baru ingat kalau Mr. M hari ini
ulang tahun yang ke 25. Pengen ngucapin tapi kuota internet lagi kosong, kalau
tunggu besok (Wi Vi) pasti udah terlambat. Tapi inilah doaku untukmu Mr. M di
umurmu yang sudah 25 tahun ini. Semoga harapan dan cita-citamu segera terwujud,
semoga Tuhan senantiasa mengasihi, menyertai, memberkati kehidupamu,
pekerjaanmu dan pelayananmu. Dan yang terakhir yang agak ngaco, semoga aku bisa
jadi masa depanmu (aHhaaaiii). Terserah deh sekarang kamu mau pacaran sama
siapa aja, pokoknya aku jadi yang terakhir (sedikit maksa).
Dan, sekarang ini
aku hanya mampu memintamu pada Sang Pemilik Hidup ini melalui doaku tiap malam.
Yah, memang beberapa bulan belakangan ini aku tak menyebutkan namanya, karena
dekat dengan seseorang yang ternyata cuma mau main-main doang. Tapi sekarang aku sudah mulai mendoakanmu kembali kok Mr. M. Hhahahahahaha......
Kukerjakan apa
yang bisa kukerjakan dan kulakukan saat ini, dan Sang Pemilik Hidup ini pasti
akan mempertimbangkan.
AMIN!!!
Kamis,
09 April 2015